Pendahuluan
Salah satu hal yang paling sulit
dimengerti dalam iman kekristenan adalah mengenai istilah Tritunggal
Maha Kudus. Tritunggal sebenarnya adalah istilah untuk menyebutkan
“Allah itu satu tetapi mempunyai tiga Pribadi”. Kenapa istilah
Tritunggal ini menjadi sangat sulit dipahami oleh manusia? Karena
manusia tidak bisa dengan sempurna memahami Allah yang begitu besar dan
begitu sempurna. Namun itu tidak berarti kita tidak bisa memahaminya
sama sekali. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini saya akan mencoba
secara singkat (diulang, secara singkat) menerangkan apa itu Allah
Tritunggal.
Allah itu esa
Pertama yang
harus diketahui adalah bahwa Allah itu esa (Ul 6:4, Mal 2:15, Mrk 12:29,
Yoh 5:44, 1 Kor 8:4, 1 Tim 1:17, 1 Tim 2:5, Yud 1:5). Ayat tadi baru
beberapa ayat yang memberi tahu Allah itu satu secara tersurat, belum
lagi yang mengungkapkan secara tersirat, akan tidak terhitung berapa
jumlahnya. Begitu banyak ayat yang berkata bahwa Allah itu esa (satu)
dan memang Allah itu satu dan tidak diragukan lagi kalau Allah itu satu.
Namun jika dilihat dari bahasa aslinya, bahasa Ibrani, kata Allah
menggunakan kata Elohim (jamak), bagaimana mungkin Allah yang satu
menggunakan kata jamak ini? Jawabannya dapat ditemukan di awal artikel
ini, karena Allah mempunyai tiga pribadi, yaitu Bapa, Yesus Kristus
(Anak), dan Roh Kudus. Tidak, Bapa, Yesus, dan Roh Kudus bukan tiga,
semuanya adalah satu kesatuan Allah. Ketiganya adalah kekal, tidak ada
yang menciptakan, sudah ada sejak semula, bahkan sebelum semuanya jadi.
Bapa adalah Allah, Yesus Kristus adalah Allah, Roh Kudus adalah Allah
1
Kor 8:6, namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang
dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan
satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah
dijadikan dan yang karena Dia kita hidup. Secara singkat, Bapa adalah
sumber dari segala sumber dan kepada Bapa saja kita hidup. Hanya oleh
Tuhan Yesus Kristus saja segala sesuatu jadi dan hanya melalui Yesus
Kristus sajalah kita dapat menuju Bapa. Yesus Kristus adalah Firman yang
hidup. Pada saat penciptaan, Allah Bapa berfirman dan segala sesuatunya
jadi. Yesuslah Firman yang telah menjadi manusia. Yohanes 1:1, Pada
mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman
itu adalah Allah. Yohanes 1:14, Firman itu telah menjadi manusia, dan
diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu
kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh
kasih karunia dan kebenaran. Yesus adalah Anak Allah yang hidup.
Penjelasan mengapa Yesus Kristus disebut sebagai Allah secara rinci akan
dijelaskan pada artikel berikutnya. Yesus juga menegaskan bahwa Dia dan
Bapa adalah satu. Yohanes 10:30, Aku dan Bapa adalah satu. Jelas Yesus
mengatakan bahwa diri-Nya dan Allah bapa adalah satu kesatuan yang utuh,
tidak dapat dipisahkan. Roh Kudus juga adalah Allah, Roh Kudus
mempunyai sifat – sifat yang sama dengan sifat yang dimiliki oleh Allah.
Roh Kudus bukanlah seperti kuasa mistis, Roh Kudus juga merupakan satu
pribadi Allah. Kisah Para Rasul 5:3-4 mengatakan bahwa saat kita
mendustai Roh Kudus, itu sama saja kita mendustai Allah. Penjelasan
mengenai Roh Kudus ini juga tidak akan dibahas secara rinci di sini.
Kenapa bisa disebut satu?
Mungkin
inilah bagian terpenting dari apa yang sedang kita bahas, bagaimana
mungkin tiga pribadi, Bapa, Anak, dan Roh Kudus bisa disebut satu?
Manusia seringkali menggambarkannya dengan beberapa perumpamaan.
Perumpamaan yang paling sering kita dengar adalah bagaimana seseorang
pada di saat di rumah adalah anak, pada saat di sekolah adalah murid,
pada saat dilingkungan adalah teman, walaupun terlihat tiga, tetapi
seseorang ini sebenarnya adalah satu. Pada dasarnya anak itu adalah
satu, hanya mempunyai tiga fungsi. Bapa, Anak, dan Roh Kudus selain
memiliki fungsi yang berbeda, juga merupakan pribadi yang berbeda, jadi
menurut saya perumpamaan tadi kurang pas untuk menjelaskan Allah
Tritunggal. Perumpamaan lain adalah bagaimana manusia terdiri dari
tubuh, jiwa, dan roh, namun tetap satu. Perumpamaan ini juga kurang pas
menurut saya karena tubuh, jiwa, dan roh merupakan bagian dari manusia,
jika hanya tubuh saja atau jiwa saja atau roh saja, maka bukanlah
manusia itu sendiri. Lalu perumpamaan apa yang cocok untuk menggambarkan
ini semua? Sampai saat ini pun saya belum bisa menemukan perumpamaan
apa yang cocok dengan sifat Allah ini, tetapi bukan tidak mungkin kita
mengetahui bagaimana kesatuan Allah dapat terjadi.
Yohanes 17:22,
Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan
kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu:
Ini merupakan kutipan dari doa Yesus untuk murid – murid-Nya (termasuk
kita yang percaya pada Yesus). Yesus mengatakan bahwa Yesus memberikan
kemuliaan kepada kita, kemuliaan yang diberikan Bapa kepada Yesus,
kemuliaan ini membuat kita menjadi satu, menjadi satu di sini seperti
Bapa dan Yesus adalah satu. Jadi apa kemuliaan yang diberikan itu?
Kemuliaan itu adalah kemampuan untuk menjadi satu, sama seperti Bapa dan
Yesus adalah satu. Jadi Bapa dan Yesus adalah satu karena mempunyai
kemuliaan ini. Kemuliaan itu apa sih sebenarnya? Yohanes 17:23, Aku di
dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi
satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa
Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku. Ya,
jawabannya ada di ayat ini, apa yang Bapa berikan kepada Yesus, dan
Yesus berikan kepada kita adalah kasih. Kemuliaan tersebut ternyata
adalah Kasih dari Bapa. Kasih dari Bapa ini lah yang mempersatukan.
Tentu ini bukanlah kasih sembarangan, kasih yang dimaksudkan adalah
kasih agape, kasih tanpa syarat yang mau berkorban, kasih yang sempurna
yang hanya dimiliki oleh Allah. Jadi jawaban dapat disimpulkan bahwa
Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah kasih itu sendiri, kasih agape lah yang
mempersatukan Bapa, Anak, dan Roh Kudus, mereka bukanlah tiga, tapi
satu kesatuan yang tidak dapat dilepas. Dalam 1 Yohanes 4:7-21 merupakan
satu perikop yang menjelaskan bahwa “Allah adalah kasih”. 1 Yohanes
4:10, Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi
Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai
pendamaian bagi dosa-dosa kita. Kasih itu berasal dari Allah dan sudah
ada pada mulanya karena Allah adalah kasih. Bapa, Anak, dan Roh Kudus
adalah satu dalam satu kesatuan kasih yang tidak dapat dipisahkan.
Melihat
dari penjelasan di atas, sebenarnya jika kasih Allah benar – benar ada
di dalam kita, kita juga bisa bersatu dan tidak terpecah, namun ternyata
selama kita ada di dunia, godaan dunia membuat kita tidak dapat
melakukan kasih yang sempurna yang dari Bapa itu, kasih yang
mempersatukan. Oleh karena itu, marilah kita belajar untuk saling
mengasihi seperti Allah mengasihi agar kita dapat menjadi satu di dalam
Kristus.